Sulawesi Utara, Gemasulut.net- Hari ini, Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengadakan pertemuan. Dan hasilnya, FIFA memutuskan, karena kondisi terkini, untuk mengeluarkan Indonesia dari tuan rumah Piala Dunia 2023 FIFA U-20. “Tuan rumah baru akan segera diumumkan secepatnya, dengan tanggal pertandingan yang tetap tak berubah,” kata FIFA dilansir dari situs resminya. Kamis, 30 Maret 2023
Seperti diketahui, sebelum keputusan ini diambil, kegaduhan terjadi di RI. Ini terkait penolakan terhadap Timnas Israel.
Tentu saja ini sangat mengecewakan berbagai pihak dan kalangan, khususnya para generasi pesepak bola Indonesia. Padahal ajang tersebut seharusnya digelar 20 Mei – 11 Juni 2023. Enam kota juga telah bersiap sebagai tuan rumah.
Hal tersebut juga tak lepas dari kepedulian pihak sekolah sepak bola yang ada di Sulawesi Utara yaitu Inspire Academy Manado.
Dimana, Inspire Academy ini adalah yayasan organisasi lokal nirlaba nonprofit yang bekerja dalam pengembangan masyarakat khususnya anak muda dalam bidang olahraga sepak bola. Sekalipun lokal tapi Inspire Academy ini sudah bergerak secara global dengan kemitraan Internasional seperti dengan World Coaches KNVB Belanda, Premier skill Inggris, dan lain-lain.
Diungkapkan Coach Recky salah satu staf pelatih dari Inspire Academy Manado, bahwa kita tidak bisa menyalahkan negara karena Presiden RI setuju dengan drawing ini. Jangan menyalahkan PSSI, karena Ketum PSSI Erick Tohir baru menjabat dan bahkan dia sudah berupaya semaksimal mungkin untuk datang dan berbicara langsung kepada pihak FIFA.
Menurut Coach Recky, mungkin ini hanya segelintir orang yang menggunakan ivent tersebut untuk kepentingan lain agar mendapat simpati dan dukungan sebagian masyarakat Indonesia dikemudian hari.
“Seandainya, drawing tetap dilaksanakan di Indonesia, itu tidak akan merubah apapun. Karena Indonesia akan tetap menjadi negara yang mendukung dan solidaritas kepada Palestina,” ucap Recky.
Dia juga turut prihatin dengan adanya polemik ini, yang menjadi korban adalah anak-anak bangsa sendiri, yang tidak bisa ikut di perhelatan ini. Sedangkan negara yang dibela masih bisa berkompetisi dan negara yang kita boikot tetap berkompetisi juga.
“Mirisnya, negara kita sendiri Indonesia yang tidak bisa berkompetisi dan nanti mendapat sangsi dari FIFA, namun negara yang kita bela tidak peduli bahkan tidak bisa apa-apa dengan sangsi yang nanti Indonesia dapatkan” ungkap Recky.
(*)