DPPKB Minut Gelar Minlok Stunting di Talawaan, Pemateri Edwin Wantah Ajak Pemdes Berinovasi, Daun Kelor Disarankan

Minut, Gemasulut.net – Mini Lokakarya Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Minahasa Utara terus digenjot oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Minut.

Terkini, Dinas PPKB menyasar Kecamatan Talawaan dan menghadirkan para Hukum Tua se-Kecamatan Talawaan. Jumat, 19 April 2024.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Camat Talawaan Alexander Warbung S.IP

Dalam sambutannya dia berkata, peran Pemerintah Desa terhadap percepatan penurunan Stunting sangatlah besar. Para Hukum Tua diharapkan dapat berperan aktif untuk mengetahui keberadaan setiap warga yang ada di wilayahnya.

” Percepatan dan penurunan Stunting sangat membutuhkan peran serta Pemerintah Desa. Para Kumtua serta seluruh perangkat desa sekiranya terus bisa berperan untuk mengetahui keadaan setiap masyarakat di desa masing-masing. 

Kegiatan mini lokakarya tersebut juga menghadirkan beberapa pemateri.

Diantaranya, Staf Khusus Bidang Stunting Dr. Edwin Wantah.

Menarik ulasan yang dipaparkannya. Dia menerangkan dan menganjurkan kepada para Kumtua untuk berinovasi dalam pencegahan dan penurunan Stunting.

Ada empat poin yang dia sentil menjadi acuan Pemerintah Desa sesuai dengan Permen Desa Nomor 13 yaitu, pengentasan kemiskinan ekstrem, ketahanan pangan Hewani, edukasi masyarakat serta fasilitasi akses makanan sehat bergizi.

Dari keempat hal tersebut dikatakannya, adalah unsur yang tak terpisahkan satu dengan yang lainnya terkait Stunting serta tujuan pemberdayaan dari sisi ekonomi yang menurutnya sangat berdampak pada penurunan Stunting.

” Stunting di Minahasa Utara saat ini sudah mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Sesuai standar WHO adalah 20%. Kita di Minahasa Utara berada di bawah angka tersebut. Ada satu program yang sangat baik dari Pemkab Minut untuk penanganan Stunting yaitu Dapur Stunting. Dan itu sangat berdampak pada penurunan tingkat atau jumlah Stunting yang ada.” Kata Wantah.

Sementara, terkait dengan inovasi yang dia sarankan sesuai dengan Permen Desa Nomor 13, diharapkannya Pemerintah Desa bisa menerapkan sistem pelayanan ‘Jemput Bola’ ke masyarakat.

” Sebagai pemerintah desa baiknya kita jemput Bola’ dalam melayani masyarakat. Gencarkan terus sosialisasi pentingnya bagi masyarakat untuk ke Posyandu. Selain itu, inovasi sangat penting dan diperlukan guna memaksimalkan pencegahan Stunting.” Tuturnya.

Lanjut dia menambahkan, salah satu contoh yang bisa di inovasi adalah membuat suatu prodak dari tumbuhan alam untuk dijadikan sebagai bahan asupan bagi masyarakat, khusunya ibu hamil dan anak-anak.

Dia menyebut salah satunya yakni Daun Kelor. 

” Saya contohkan salah satu tanaman yang bisa kita jadikan sebagai inovasi untuk pencegahan Stunting. Kita semua tahu yang namanya Daun Kelor. Tapi manfaatnya yang sangat besar itu yang belum kita ketahui. Ini bisa saja kita kembangkan sebagai satu inovasi Pemerintah Desa melalui Bumdes untuk pengelolaannya sehingga bisa menjadi produk siap pakai guna dikonsumsi masyarakat. Khasiat yang besar dari daun kelor ini bisa mencegah Stunting serta punya khasiat besar lainnya bagi anak-anak.” Ujar Wantah yang juga Dosen di Universitas Manado.

Hadir juga dalam kegiatan tersebut, Kapus Talawaan, Danramil serta Kapolsek Dimembe.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *