Minut, Gemasulut.net- Viral di media sosial, video sejumlah orang tua menolak Femmy Iroth kembali bertugas sebagai Kepsek setelah sebelumnya telah diganti Plh Rasni Bone sekira 3 bulan.
Terlihat dalam video tersebut, puluhan orang tua siswa SD Inpres Klabat yang menyambangi sekolah selain menolak Kepsek Femmy Iroth, mereka juga menanyakan perihal dugaan adanya pungli bagi siswa yang menerima bantuan PIP. Rabu, 11 Oktober 2023.
Dalam video tersebut terlihat turut hadir juga Pengawas dari Dinas Pendidikan Minut Meyke Pangau.
Hari ini, Kepsek Femmy Iroth pertama kalinya masuk sekolah setelah ditugaskan kembali menjadi Kepsek. Karena sebelumnya Femmy Iroth adalah Kepsek definitif SD Inpres Klabat yang bertugas sekira 6 tahun.
Parahnya lagi, puluhan orang tua siswa yang datang ke sekolah, anak-anak mereka tidak sekolah sebagai bentuk penolakan terhadap Kepsek Femmy Iroth. Dikatakan Suryani, Murni, Fadhila, Masna, Irma dan rekan-rekan lainnya, mereka tidak mau menerima Ibu Femmy kembali jadi Kepsek karena sekolah tidak maju selama ini.
Bahkan dibeberkan orang tua siswa, ada bantuan PIP yang diberikan kepada siswa, tetapi harus menyetor Rp 50 ribu peranak di sekolah.
“Intinya, kami tidak mau Ibu Femmy menjadi Kepsek. Kalau jadi guru biasa silahkan. Bukan berarti Kepsek harus ibu Rasni Bone, siapa saja jadi Kepsek kami menerima asalkan bukan ibu Femmy,” teriak sejumlah orang tua dengan kompak.
Lanjut mereka, aksi orang tua siswa saat ini murni, hanya spontanitas, tidak ada hasutan dari pihak manapun apalagi Ibu Rasni Bone.
“Kalaupun Ibu Femmy tetap jadi Kepsek, terpaksa kami akan memindahkan anak-anak kami ke sekolah yang lain,” tambah para orang tua siswa tersebut.
Sementara itu, Mantan Plh Kepala Sekolah (Kepsek) SD Inpres Klabat Rasni Bone yang baru saja menerima nota dinas kembali menjadi guru saat dikonfirmasi mengatakan, viralnya video tersebut dirinya tidak tahu, baru dengar dari teman-teman guru.
Pertemuan tersebut, didepan orang tua siswa dan Kepsek Femmy Iroth serta Pengawas dari Dinas Pendidikan Minut saya menyatakan, tidak pernah menghasut ataupun menyuruh orang tua siswa untuk menyampaikan aspirasi seperti ini.
Saat ditanya keadaan siswa, Rasni bersama sejumlah guru mengungkapkan dari 101 siswa yang tercatat di Dapodik, yang hadir hanya sekira 45 persen. Sisanya tidak sekolah.
“Kebetulan dalam pertemuan tersebut ada pengawas dari Dinas Pendidikan, jadi kami sudah sampaikan semua, tinggal menunggu arahan dari Dinas,” kuncinya.
(*/Billy Dungus)